28 April 2007

Budaya Partiarkis

Sikap partiarkis telah tertanam dalam di seluruh tingkat masyarakat di Indonesia, mempengaruhi pemerintah dan kebijakannya, dan lembaga sosial seperti sistem pendidikan, agama, dan keluarga. Sikap ini secara tradisional menekan perempuan. Kesempatan sekolah di tingkat tertentu dalam masyarakat dibatasi bagi perempuan, terlebih lagi kesempatan kerja. Saat perempuan memiliki pekerjaan pun, biasanya upah yang diterima lebih kecil dibandingkan dengan kerja dan tekanan yang dialami untuk berhenti kerja setelah menikah. Sikap ini secara sistematis dilestarikan dan disarikan lewat sosialisasi nilai dan stereotipe peran perempuan/ laki-laki dari usia dini. Penelitian menunjukkan bahwa perempuan dipinggirkan sejak usia dini - dilarang bicara keras-keras, tertawa terbahak-bahak, memanjat, keluar rumah, atau bahkan bertanya. Laki-laki, sebaliknya, tak boleh berada di dapur dalam budaya Jawa tradisional. Kurangnya kesetaraan gender mempengaruhi juga anak laki-laki. Studi psikologi membuktikan kerusakan yang dapat diakibatkan saat, misalnya, anak laki-laki dilarang mengekspresikan emosi mereka, atau didorong mengembangkan sifat agresif, sementara perempuan didorong menjadi pasif dan diberi pilihan terbatas untuk masa depannya.
------------------------------------------------------------------------------------------------
Dari wacana diatas silahkan memberi komentar yang konstruktif..
Terimakasih..
* Ditulis oleh Wahyu Jati Pramanto, Staff pada Departemen Hukum dan HAM RI

Tidak ada komentar: